Kecurangan Tes CPNS Sudah biasa

Pemilihan Universitas Indonesia (UI) sebagai pemeriksa hasil ujian penerimaan calon pegawai negeri sipil daerah (CPNSD) Lampung membuka lebar peluang kecurangan. Jaminan penyelenggara yang memperketat pengawasan dinilai tidak menyurutkan aksi kecurangan.

Merujuk pada kasus perjokian yang terjadi di sejumlah daerah, bahkan masih ada tersangka peserta tes CPNSD Pesawaran tahun 2008 yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO), praktek kecurangan pada penerimaan 592 CPNSD tahun ini di delapan kabupaten/kota, dinilai tidak akan berkurang. Ketatnya persaingan ikut menaikkan pasaran tarif CPNSD yang dipatok Rp150 juta, Lamsel (Rp100 juta--Rp150 juta), Tulangbawang (Rp125 juta), dan Lampura (Rp125 juta).



Direktur Pusat Studi Strategi dan Kebijakan (Pussbik) Lampung Aryanto menilai makin jauh tempat pemeriksaan hasil tes CPNSD, makin terbuka kesempatan manipulasi hasil tes tersebut. "Kalau sekadar memeriksa hasil tes dengan scan komputer, universitas di Lampung juga cukup kredibel. Jadi, buat apa memilih universitas di luar Lampung yang justru membuka lebar kecurangan," kata Aryanto, Sabtu (10-10).

Aryanto menjelaskan setidaknya ada tiga titik rawan penerimaan CPNSD, yakni saat ujian, pemeriksaan, dan pengumuman. Saat ujian, kecurangan dilakukan dengan membocorkan kunci jawaban. Peluang kecurangan lainnya, sebelum pemeriksaan. Saat soal dibawa ke Jakarta, bisa saja ada pihak yang mengganti lembar jawaban dengan lembar jawaban baru.

Titik paling rawan kecurangan penerimaan CPNS adalah saat pengumuman. Pihak-pihak tertentu dapat mengganti dengan mudah nama peserta yang lulus dengan yang tidak lulus. "Hasil yang diumumkan itu sangat mungkin direkayasa," kata Aryanto.
Untuk mengatasinya, Aryanto meminta pemerintah membuat kebijakan yang dapat meminimalkan kecurangan. Misalnya dengan memilih pemeriksa hasil ujian yang dekat sehingga pengawasan bisa diperketat. Selain itu, mengirimkan kembali hasil jawaban peserta dan mengumumkan jawaban tes melalui media massa. "Bila ini dilakukan, peserta tes tahu berapa yang benar dan salah. Bila jawaban sebagian besar benar namun peserta tidak lolos, kan patut dipertanyakan," kata dia.

Aryanto mengatakan dia dan rekan-rekan LSM akan mengadakan pertemuan setelah penerimaan CPNSD diumumkan di media massa. Dalam pertemuan itu dirumuskan langkah-langkah pengawasan dan pengawalan tes CPNSD sehingga kecurangan dapat diminimalkan.
sumber

0 komentar: