SI Ideot VS Panglima Seks

Terkutuklah orang yang memanfaatkan kebodohan pihak lain. Sungguh biadab pula orang yang memanfaatkan kelemahan pihak orang untuk uji “kekuatan” pada dirinya. Tapi dalam hiruk pikuknya kehidupan di era gombalisasi, hal ini selalu terjadi. Si lemah menjadi makanan si kuat, si bodo jadi bulan-bulanan si pintar. Begitu pula si miskin, dia akan selalu diperbudak oleh si kaya. Maka kemudian sampailah pada ungkapan: Orang miskin bertanya hari ini makan apa, orang kaya jahat akan bilang: hari ini makan siapa!

Ini terjadi pula di Lampung. Suwito warga Jalan Pulau Pelagian, Gang Rambutan, Kecamatan Kedamaian, Tanjungkarang Timur, jadi mata gelap ketika melihat gadis lumayan cantik tetapi setengah idiot. Bagi sopir angkot yang punya “filosofi” seks adalah panglima, justru ketidaknormalan gadis itu bisa dimanfaatkan dan dieksploitir semaksimal mungkin. Biar tidak normal, tetapi kan kenyal. “Yang penting rasanya, Bung!” kata Suwito yang langsung digarisbawahi kalangan setan dan iblis.

Kerja Suwito sebagai sopir angkot menjadi demikian bergairah, ketika gadis idiot yang kemudian diketahui bernama Asih itu ikut dalam kendaraannya. Bila si idiot duduk di jok depan, Suwito semakin berbunga-bunga. Sebab meski penumpangnya kurang normal, tapi keidiotan itu tak begitu tergambar pada wajahnya. Sepintas Asih biasa-biasa saja, meski sebetulnya dia baru saja lulus pendidikan Sekolah Luar Biasa



Antara seminggu dua minggu ini Suwito mencoba mencermati Asih dengan segala kemungkinannya. Kira-kira dia akan “begita-begitu” (baca: mencak-mencak) nggak ya, kalau dibegituin? Kalau dia melawan, lalu kira-kira bagaimana solusinya? Cukup dengan tindakan persuasif, ataukah yang sadis dan sekaligus ndremis (tak punya malu). “Udah Bleh, sikat saja, jangan banyak pertimbangan. Pokoknya lebih cepat lebih baik,” kata setan masih juga berkampanye, padahal sudah minggu tenang.

Hari Selasa lalu, Suwito benar-benar meneguhkan tekadnya. Ketika Asih kembali naik angkotnya jurusan Tanjungkarang – Sukarame, sengaja dirayu-rayu untuk mau diajak jalan-jalan. Karena memang tak tahu “grand design” yang ada di benak Suwito, dia menurut saja. Maka setelah memulangkan angkotnya ke pangkalan, gadis dari Kampung Gedong Air itu diajak jalan-jalan menikmati indahnya malam di Bandar Lampung. Namanya juga “Si Manis Ingatan Dol”, sudah barang tentu Asih tak bisa menikmati hal-hal seperti itu. Bahkan dia selalu merengek-rengek minta diantar pulang.

Sebetulnya bisa saja Suwito segera mengantarkan pulang Asih. Tapi memang sengaja ditahan-tahan, biar semakin malam semakin asyik. Sekitar pukul 23.00 Asih diajak mampir ke warung kopi. Untuk menambah stamina dan biar rosa-rosa macam Mbah Maridjan, sengaja dia minum bir sampai mabok. Nah, setelah dalam kondisi puncak itulah, Asih kemudian digelandang di tempat sepi dan disetubuhi. Karena dia memang lulusan Sekolah Luar Biasa, dia sama sekali tak menyadari kejadian “luar biasa” yang baru saja dialami.

Agar kejahatannya tak dirilis ke mana-mana, sengaja Suwito mewanti-wanti kejadian itu jangan diceritakan pada orang. Tapi sial, baru saja berniat mengajak pulang Asih, dia ketemu keluarga sigadis yang mencarinya dari sore. Kontan keduanya diperiksa. Suwito berlagak mau jadi pahlawan, tapi Asih bercerita bahwa tadi ditelanjangi sopir angkot itu dan ditindih. Tak perlu panjang kata lagi, Suwito segera digebuki dan kemudian diserahkan ke Polsekta Sukabumi, Lampung. “Kurang ajar, kok nggak kasihan, wong dia itu baru saja lulus SLB,” kata keluarganya.

Yang penting bagi Suwito, bukan tamatan tapi kenimatan


0 komentar: