Melihat Jenis-Jenis Politisi

Melihat Jenis-Jenis Politisi : Sebelumnya dalam rangka menghadapi bulan suci Romdhan 2013 pakar lampung mengucapkan Mohon maaf Lahir dan Bathin semoga ibadah romadhan kita tahun ini mendapat rahmat dan ridho dari Allah SWT.

Pemilihan Umum 2014 sudah diambang pintu walaupun masih 1 tahun lagi suasa Politik di bangsa ini semakin memamas khususnya di Sai Bumi Rua Jurai yang akan menggelar pesta demkrasi pemilihan Gubernur dan wakil Gubernur 2013 yang waktunya hamper bersamaan dengan Pemilihan Umum Legislatif 2014.

Pada postingan kali ini Pakar Lampung mencoba mengulas Jenis-jenis Politisi, Secara teoritis ada dua wilayah panggung politik yang dimiliki anggota parlemen, yakni panggung di depan dan panggung belakang.  Ketika menjabat sebagai anggota parlemen, kedua panggung tersebut harus langsung dikuasai oleh para politisi. Penguasaan tersebut bukan sebatas pencitraan atau selebrasi, melainkan penguasaan politik yang menyentuh hal-hal yang substansial.

Anggota DPR yang tidak memiliki kapabilitas yang cukup, dari panggung politik itu akan terlihat. Ia bisa saja di panggung depan dengan leluasa, tapi konten yang dibicarakannya bisa diukur, artinya Dia bisa jadi bicara di televisi atau media, tapi yang diomongin bukan hal yang substansial. Bahkan cenderung menjatuhkan citranya sebagai anggota DPR

Apasih politisi itu menurut Wikipedia Politisi adalah seorang yang terlibat dalam politik, dan kadang juga termasuk para ahli politik. Politikus juga termasuk figur politik yang ikut serta dalam pemerintahan. Berikut ini jenis-jenis Politikus

Politisi Sejati
Politisi macam ini percaya bahwa aturan dan norma yang dibuat pemerintah harus merefleksikan prinsip tertentu. Prinsip ini bisa berupa liberal atau konservatif, kapitalis atau sosialis. Politisi macam ini percaya bahwa yang ia emaban adalah tugas untuk negara, yaitu melayani kepentingan publik sebaik yang ia mampu.

Politisi Gila Kekuasaan
Politisi macam ini tidak memiliki prinsip apapun. Yang ia pikirkan hanyalah meraih kekuasaan pribadi dan kekayaan. Ia bisa bermuka dua agar tetap dianggap berkuasa. Bagi politis semacam ini pemerintah hanyalah sekadar instrumen untuk kepentingan pribadi.

Politisi Kutu Loncat
Politisi macam ini tidak memiliki prinsip apapun. Secara moral perduli akan apapun selain rayuan manis agar memihak kepentingan orang lain. Ia sangat suka akan fasilitas negara dan selalu lupa akibat tindakan yang ia lakukan.

Politisi Karbitan
Politisi semacam ini tidak melayani kepentingan masyarakat ataupun meraih kekuasaan. Ia tidak sama sekali paham sistem demokrasi pemerintah tapi juga tidak bisa merubahnya. Sehingga ia berpura-pura melayani masyarakat agar dapat terllihat sepertinya mengubah sistem pemerintah.

Filsafat Kebenaran bagi Seorang Politikus adalah pemikiran seorang politikus yang benar secara mendalam yang disertai kesadaran tidak membolak-balik fakta dalam berpolitik, jujur dan bijaksana dalam mengambil suatu tindakan sehingga tidak akan terjadinya penyimpangan dalam berpolitik seperti korupsi, kolusi dan nepotisme.

Bagi masyarakat yang telah terbiasa hidup dalam jargon demokrasi, istilah politikus dipandang hanya untuk mereka yang terlibat dalam urusan pemerintahan, parlemen atau partai-partai politik yang melibatkan diri dalam pemilu untuk meraih kursi kekuasaan. Diluar ranah aktivitas tersebut, bukanlah aktivitas politik.
 Lebih dari itu, demokrasi telah mengentalkan brand image seorang politikus sebagaimana fenomena para politikus ala Machiavellis. Para diktator-diktator besar seperti Hitler, Mustapha Kemal dan sederetan penguasa licik, jahat dan keji.

Dalam standar Machiavellis:  Tujuan Menghalalkan Segala Cara. Alam demokrasi telah menjebak manusia untuk mengkompromikan kebenaran dengan kebathilan.

Mudahan-mudahan dengan sekelumit tulisan diatas bisa menjadi pencerahan bagi anda para politisi maupun calon politisi dengan harapan menjadi politisi yang memegang filsafat kebernaran.. SUKSES UNTUK KITA SEMUA...

0 komentar: